Seorang
suami dinasehati oleh mertuanya agar tidak membunuh binatang saat
istrinya hamil atau menutup lubang. Semua nasehat itu ia laksanakan juga
karena ia mengharapkan jabang bayi yang di kandung istrinya kelak
lahir selamat. Pasangan semacam ini memang sudah biasa di masyarakat
Indonesia. Sampai kini, masih banyak mitos seputar kehamilan yang diyakini oleh sebagian kalangan masyarakat.
Di suatu daerah ada kepercayaan, ibu hamil tidak boleh menginjak
kotoran ayam karena bisa menyebabkan keguguran. Juga tidak dianjurkan
makan ikan laut, nanti ASI-nya bisa bau amis. Ada sekian banyak mitos
yang beredar dan diyakinin masyarakat. Masyarakata kita tidak kuasa
melanggark pantangan atau anjuran itu, karena khawatir akan akibat yang
akan ditimbulkannya kelak, baik pada bayi atau kehamilannya itu sendiri.
Bagaimana menurut pandangan medis, apa baik dan buruknya?
IKAN LAUT SEBABKAN ASI AMIS?
Sesuai
perkembangan kehamilannya ibu hamil membutuhkan kalori sedikit lebih
banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Jumlah kalori bagi ibu
hamil itu meningkat karena digunakan untuk ibu dan bayi yang
dikandungnya. Adanya penggunaan kalori yang cukup besar pada ibu hamil
inilah yang menyebabkan ibu hamil mudah merasa lapar. Karenanya jika ibu
hamil merasa lapar, disarankan segera menyantap makanan dalam porsi kecil tapi sering dan bergizi tinggi makanan gizi tinggi ini bisa diperoleh dari nasi, daging, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu.
Namun tidak jarang ibu hamil justru pantang makanan tertentu,
ikan laut misalnya. Dianggapnya, makanan berupa ikan laut dapat
mengakibatkan ASI berbau amis, sehingga bayi tidak mau menyusu. Karena
ada pemandangan seperti itu di daerah tertentu ada ibu hamil yang hanya
mau makan nasi putih dengan sedikit garam saja.
Menurut
dokter ahli kebidanan dan kandungan, jka dilihat dari sudut kesehatan,
pandangan ibu hamil yang demikian itu kurang benar, karena dapat
menimbulkan efek kurang baik bagi kesehatan ibu dan bayi yang
dikandungnya.
Memang
ada ikan tertentu yang tidak boleh di makan oleh ibu selama hamil.
Namun hanya bagi mereka yang mempunyai riwayat penyakit tertentu, yang
bila makan ikan tersebut akan mengalami kambuh atau memperberat kondisi
penyakitnya. Misalnya ibu hamil yang menderita hipertensi, tentu
selama hamil dilarang makan ikan asin, sebab kadar garamnya cukup
tinggi sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang
tinggi dapat berdampak kurang baik terhadap keselamatan bayi dalam
kandungan.
Jadi
dipandang secara medis, tidak ada kaitan antara ikan laut dengan
amisnya ASI. Justru ikan laut merupakan salah satu sumber gizi penting
bagi peningkatan ASI. Entah ASI itu berbau amis atau tidak tetap harus
diberikan begitu bayi lahir hingga bayi berusia minimal 4 bulan. Karena
ASI merupakan makanan bergizi tinggi yang sulit ditandingi oleh
makanan apapun.
KOTORAN SEBABKAN KEGUGURAN
Mitos lain mengatakan, ibu hamil tidak boleh menginjak
kotoran kucing, ayam atau burung. Karena bisa menyebabkan keguguran.
Bagaimana jika tidak sengaja menginjak kotoran kucing? bila menginjak
kotoran kucing atau ayam secara tidak sengaja, ibu hamil tersebut harus
mengucapkan rqapal penolak keguguran, yang bunyinya “tidak
menginjak-injak kotoran kucing atau ayam, melainkan menginjak-injak
tanah kotor”
Menurut
kacamata medis, mitos ini pun tidak beralasan menyebabkan keguguran.
Anggapan ini tidak lebih hanya sebuah kepercayaan yang diwariskan. Tapi
kalau ditinjau dari segi higienis, ada unsur positifnya juga. Karena
kotoran kucing atau ayam merupakan barang kotor yang merupakan
sarang penyakit atau kuman-kuman. Di samping itu dari segi keselamatan
sang ibu. Bisa saja ibu hamil terpeleset karena menginjak kotoran
tersebut. Akibatnya karena perut ibu terbentur ke tanah, bisa
menyebabkan keguguran. Apalagi bila usia kandungan masih muda.
Kepercayaan
ini ada benarnya juga bila dihubungkan dengan kuman toksoplasmosis
yang dibawa oleh kucing, ayam dan burung. Kuman ini memang hidup dan
berkembang biak pada ayam, burung dan kucing. Kuman toksoplasmosis
mampu menginfeksi darah seseorang dgn gejala demam dan panas dingin.
Karena itu bisa saja ibu hamil mengira hanya menderita flu padahal kuman
tokso mulai menyerang. Kalau kuman itu sudah menuar ke bayi dalam
kandungan, bisa mengakibatkan keguguran.
Cara penularan kuman tokso bisa karena ibu hamil sering berdekatan dengan hewan peliharaan. Penularan dapat terjadi meski ayam, burung atau kucing tidak dalam keadaan sakit, karena sumber penularan utama kuman ini adalah kotoran ayam dan kucing.
Cara penularan kuman tokso bisa karena ibu hamil sering berdekatan dengan hewan peliharaan. Penularan dapat terjadi meski ayam, burung atau kucing tidak dalam keadaan sakit, karena sumber penularan utama kuman ini adalah kotoran ayam dan kucing.
Jadi,
ada benarnya juga bila ibu hamil tidak boleh menginjak kotoran kucing
atau ayam karena dalam kotoran kucing dan ayam terdapat banyak kuman
toksoplasmosis yang bila menyerang ibu hamil bisa menyebabkan
keguguran. Tetapi sekali lagi, yang menyebabkan keguguran bukan karena
kotorannya, melainkan kuman toksoplasmosis yang ada dalam kotoran ayam
dan kucing tadi. Karena itu, jika ibu merencanakan hamil atau sedang
hamil, sebaiknya jauhi binatang atau kotoran yang menjadi media
penularan kuman toksoplasmosis.
MEMBUNUH BINATANG
Ada mitos yang mengatakan Ibu hamil tidak boleh membunuh
binatang. Karena membunuh binatang selagi ibu sedang hamil,
menyebabkan bayi yang dikandung lahir cacat bawaan. Bentuk kecacatan,
dianggap sesuai dengan binatang yang dibunuhnya, misalnya binatang yang
dibunuh itu ikan lele, bisa jadi kelak bayi yang dikandungnya lahir
cacat pada mulut atau kepalanya menyerupai mulut atau kepala ikan lele.
Jika
dipandang dari ilmu genetika, kepercayaan seperti itu kurang tepat,
membunuh binatang ketika ibu sedang hamil tidak mempunyai resiko
apapun terhadap kesehatan bayi dalam kandungan. Asalkan ketika
melakukannya mental ibu dalam kondisi sehat. Jangan pikirkan akibat
negatif setiap perbuatan yang dilakukan, namun berpikirlah secara
positif. Karena bila setelah membunuh binatang, lalu dibayangi kecemasan
yang berlebihan, suatu saat hal yang ditakutkan itu bisa saja
sungguh-sungguh terjadi.
MINUM AIR KELAPA MUDA
Selain
ada mitos yang bersifat pantangan, ada juga yang berupa anjuran,
misalnya saran agar ibu hamil rajin minum air kelapa muda pada bulan
terakhir menjelang persalinan. Katanya air kelapa muda dapat
memperlancar proses persalinan, tanpa perlu terlalu lama mengejan, atau
menahan sakit.
Kenyataannya,
air kelapa muda tak menyebabkan jalan lahir jadi licin atau membuka
lebar. Namun demikian kepercayaan ibu hamil untuk sering minum air
kelapa muda ini juga tidak mengandung unsur negatif, karena air kelapa
muda memang bersih, sepanjang belum tercemar kuman.
Boleh
jadi anggapan ini menjadi manjur karena kepercayaan ibu hamil yang kuat
terhadap keampuhan air kelapa muda. Semacam sugesti yang memberikan
dorongan sehingga secara psikologis ibu hamil siap menghadapi
persalinan. Kesiapan psikologis inilah
yang mempengaruhi lancar tidaknya proses persalinan. Bila secara
mental ibu siap menghadapi persalinan, maka proses persalinan akan
berjalan lancar. Sebaliknya, bila secara mental ibu tidak siap,
ragu-ragu akan khasiat air kelapa muda tersebut, meski setiap hari minum
air kelapa muda, tidak akan ada manfaatnya.
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung, Suka postingan ini?Tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih! :)