Selamat malam Jakarta....." Hanya tiga kata itu yang disampaikan
Sting untuk menyapa sekitar 8.000 penonton yang memadati Mata Elang
International Stadium (MEIS) Ancol Jakarta, Sabtu malam.
Penampilan
Sting dari rombongan di Jakarta merupakan edisi terakhir dari seluruh
rangkaian tur keliling dunia berjudul "Back To Bass" itu.
Sesuai
dengan judul tur dunianya, Sting memang kembali pada spesialisasinya
saat masih bergabung dengan grup The Police, yaitu pembetot bas, selain
sebagai vokalis utama dan pencipta lagu.
Berbeda dengan
Symphonicity Tour tahun lalu, dimana Sting hanya sebagai vokalis utama
dan diiringi oleh kelompok musik orkestra, kali ini ia memainkan bass
dan hanya didukung empat personal ditambah satu penyanyi latar, sehingga
suasana seperti kembali ke zaman The Police.
Seperti pada konser
sebelumnya, Sting didampingi oleh Five Piece All-Star band yang terdiri
atas gitaris Dominic Miller, drummer Vinnie Colaiuta, kibordis David
Sancious, pemain biola elektrik Peter Tickell, dan penyanyi latar Jo
Lawry.
Tampil dengan baju kaos ketat lengan panjang berwarna biru
tua dan celana jeans hitam, Sting memang tidak banyak basa-basi dan
tidak merasa perlu mengumbar pidato panjang lebar untuk memuaskan
penggemarnya yang rata-rata berusia 40-an tahun. Ia pun langsung
menghentak dengan lagu pembuka berjudul "If I Ever Lose My Faith In
You".
Saat tampil di atas pentas untuk menyanyikan 21 lagu tanpa
jeda selama dua jam penuh, Sting seperti tidak pernah kehabisan energi.
Selain kerut di wajah dan leher, hampir tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan bahwa pria tersebut sudah berumur lebih dari 60 tahun.
Dengan
potongan rambut cepak, kondisi fisik Sting masih sangat terjaga untuk
pria seusianya. Meski sudah usia kakek bagi kebanyakan pria Indonesia,
Sting seolah tidak lekang oleh waktu.
Perutnya masih terlihat langsing dan rata, membuatnya bisa tetap bergerak lincah di atas panggung.
Para
penonton yang harus merogoh kocek untuk membeli tiket termurah Rp 850
ribu dan termahal Rp 5 juta, dibuat terbuai oleh suasana musik, mulai
dari irama riang dan menghentak, sampai yang melankolis.
Tanpa
dikomando, penonton yang rela antri masuk stadion sejak pukul 18.00 WIB,
meski pertunjukan baru mulai hampir pukul 21.00 WIB, langsung
berjingkrak dan ikut menyanyikan lagu "Every Little Thing She Does Is
Magic", tapi kemudian suasana berubah sedikit sendu saat lagu "Roxanne",
yang menceritakan seorang pria yang jatuh cinta pada seorang pelacur.
"Roxanne"
lahir terinspirasi oleh para pelacur yang mangkal dekat hotel kumuh
tempat Sting dan personal The Police menginap di Paris pada Oktober 1978
saat mereka tampil di Klub Nashville.
Judul lagu tersebut diambil
dari nama tokoh dalam drama "Cyrano de Bergerac", seperti yang tertulis
di sebuah poster tua yang tergantung di lobi hotel.
Dari 21 lagu
yang ditampilkan, sebagian besar sudah akrab di telinga para penggemar
Sting dan The Police, diantaranya "Englishman In New York", "Fields of
Gold", "Message In The Bottle", "Shape Of My Heart", "Every Breath You
Take" dan "De Do Do Do, De Da Da Da"....
Secara keseluruhan, Sting
berhasil memuaskan kerinduan para penggemar setianya yang sudah
menunggu 18 tahun sejak kedatangannya yang pertama pada 1994.
Sama
saat akan mengawali konser, Sting pun tidak banyak berkomentar saat
mengakhiri penampilannya dan hanya berucap "Selamat malam, terima kasih"
usai mempersembahkan lagu terakhir, "Fragile".
sumber Begini Cara Sting Menyengat Penonton Indonesia >> disini <<
Dapatkan info dari =>Tasikmalaya go.id.<= =>denpasarkota go.id.<=
web Resmi Pemerintah
penanggung jawab Blog
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung, Suka postingan ini?Tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih! :)