Bermain di pantai atau bergulung-gulung di pasirnya yang empuk tentu sungguh menyenangkan. Tapi gadis muda nan sehat ini justru dinyatakan meninggal dunia hanya karena terjatuh di pasir yang basah. Apa yang terjadi?
Seperti dilansir Huffingtonpost, Minggu (24/11/2013), gadis berusia 20 tahun ini tengah asyiknya berlarian di pantai bersama teman-temannya hingga beberapa saat kemudian ia terjatuh di pasir yang basah. Sempat berdiri sebentar, ia terjatuh lagi dan dalam 30 detik, ia mendadak tak menunjukkan respons apapun. Bibirnya membiru dan nafasnya terengah-engah.
Teman-temannya bergegas memanggil paramedis lalu melakukan CPR alias prosedur pemberian nafas buatan. Namun hasilnya nihil. Dalam kurun waktu setengah jam, ia pun dinyatakan meninggal dunia.
Menurut laporan, pasir yang mengenai tubuh si gadis ketika terjatuh ternyata sudah cukup memicu sebuah kondisi jantung langka yang disebut 'commotio cordis'. Saat itu pola detak jantungnya berubah menjadi arrhythmic (tak berirama) lalu berhenti sama sekali. Laporan terkait kasus ini dipublikasikan dalam Journal of Forensic and Legal Medicine.
Apa itu 'commotio cordios'? Ini tak lain salah satu gangguan jantung yang disebabkan oleh adanya pukulan mendadak ke jantung, biasanya disebabkan oleh benda berukuran kecil seperti bola baseball, namun mengenai tubuh seseorang pada waktu yang sangat spesifik.
Kondisi ini kerap menimpa anak-anak yang memiliki otot dan lemak lebih sedikit dari orang dewasa, terutama untuk melindungi jantung mereka, tambahnya. Hal ini diterangkan oleh Dr. Emile Daoud, profesor kedokteran penyakit dalam dari Ohio State University Medical Center, yang tidak terlibat dalam kasus gadis tersebut.
'Commotio cordios' terjadi karena adanya pukulan dalam waktu singkat setelah jantung berkontraksi, ketika organ itu sendiri sebenarnya tengah 'mengisi ulang'. Saat pukulan ini terjadi bisa saja salah satu bagian jantung sudah siap untuk berdetak lagi, namun sisanya ada yang belum siap, meskipun jarak waktunya hanya sepersekian milidetik.
"Hal ini membuat semuanya serba kacau. Jantung masuk ke dalam 'ventricular fibrillation' atau kondisi dimana kontraksi kedua ventrikel tak beraturan, dan pasien yang mengalami hal ini biasanya meninggal karena gagal jantung," kata Dr. Daoud.
Menurut 'commotio cordis' juga cukup langka karena di AS sendiri kondisi ini hanya membunuh dua dari empat pasien tiap tahunnya. Namun sekali menyerang, kondisi ini bisa saja mematikan. Tercatat hanya 10 pasien di AS yang berhasil bertahan dari kondisi ini.
Yang membuat kasus gadis asal Amerika itu menjadi makin tak biasa adalah pasiennya tergolong orang dewasa, padahal usia rata-rata pasien commotio cordis adalah 14 tahun. Ia juga mengalami kelebihan berat badan, meski kondisi ini biasanya dialami orang-orang yang tubuhnya kurus.
"Apalagi wanita ini hanya terjatuh ke pasir. Ini tidak diduga akan menjadi penyebabnya. Biasanya pukulan keras dan sangat terfokus seperti terkena bola baseball yang menyebabkan commotio cordios ini," tutur Daoud.
Seperti dilansir Huffingtonpost, Minggu (24/11/2013), gadis berusia 20 tahun ini tengah asyiknya berlarian di pantai bersama teman-temannya hingga beberapa saat kemudian ia terjatuh di pasir yang basah. Sempat berdiri sebentar, ia terjatuh lagi dan dalam 30 detik, ia mendadak tak menunjukkan respons apapun. Bibirnya membiru dan nafasnya terengah-engah.
Teman-temannya bergegas memanggil paramedis lalu melakukan CPR alias prosedur pemberian nafas buatan. Namun hasilnya nihil. Dalam kurun waktu setengah jam, ia pun dinyatakan meninggal dunia.
Menurut laporan, pasir yang mengenai tubuh si gadis ketika terjatuh ternyata sudah cukup memicu sebuah kondisi jantung langka yang disebut 'commotio cordis'. Saat itu pola detak jantungnya berubah menjadi arrhythmic (tak berirama) lalu berhenti sama sekali. Laporan terkait kasus ini dipublikasikan dalam Journal of Forensic and Legal Medicine.
Apa itu 'commotio cordios'? Ini tak lain salah satu gangguan jantung yang disebabkan oleh adanya pukulan mendadak ke jantung, biasanya disebabkan oleh benda berukuran kecil seperti bola baseball, namun mengenai tubuh seseorang pada waktu yang sangat spesifik.
Kondisi ini kerap menimpa anak-anak yang memiliki otot dan lemak lebih sedikit dari orang dewasa, terutama untuk melindungi jantung mereka, tambahnya. Hal ini diterangkan oleh Dr. Emile Daoud, profesor kedokteran penyakit dalam dari Ohio State University Medical Center, yang tidak terlibat dalam kasus gadis tersebut.
'Commotio cordios' terjadi karena adanya pukulan dalam waktu singkat setelah jantung berkontraksi, ketika organ itu sendiri sebenarnya tengah 'mengisi ulang'. Saat pukulan ini terjadi bisa saja salah satu bagian jantung sudah siap untuk berdetak lagi, namun sisanya ada yang belum siap, meskipun jarak waktunya hanya sepersekian milidetik.
"Hal ini membuat semuanya serba kacau. Jantung masuk ke dalam 'ventricular fibrillation' atau kondisi dimana kontraksi kedua ventrikel tak beraturan, dan pasien yang mengalami hal ini biasanya meninggal karena gagal jantung," kata Dr. Daoud.
Menurut 'commotio cordis' juga cukup langka karena di AS sendiri kondisi ini hanya membunuh dua dari empat pasien tiap tahunnya. Namun sekali menyerang, kondisi ini bisa saja mematikan. Tercatat hanya 10 pasien di AS yang berhasil bertahan dari kondisi ini.
Yang membuat kasus gadis asal Amerika itu menjadi makin tak biasa adalah pasiennya tergolong orang dewasa, padahal usia rata-rata pasien commotio cordis adalah 14 tahun. Ia juga mengalami kelebihan berat badan, meski kondisi ini biasanya dialami orang-orang yang tubuhnya kurus.
"Apalagi wanita ini hanya terjatuh ke pasir. Ini tidak diduga akan menjadi penyebabnya. Biasanya pukulan keras dan sangat terfokus seperti terkena bola baseball yang menyebabkan commotio cordios ini," tutur Daoud.
ARTIKEL cantik
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung, Suka postingan ini?Tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih! :)