Flu, Radang tenggorokan, Nasopharyngitis: Mengapa Harus Antibiotika ?
Flu biasa yang juga dikenal sebagai radang tenggorokan,
nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut atau pilek adalah virus
penyakit menular dari atas sistem pernapasan yang kadang dapat
mempengaruhi terutama hidung dan mata. Sebagian besar kasus tanpa
pemberian pengobatan khusus atau antibiotika, tetapi faktanya penyakit
ini masih saja seringkali diobat dengan antibiotika baik pada anak
maupun dewasa.
Gejala Flu atau Common Cold
Gejala-gejala yang terjadi biasanya berupa batuk , sakit tenggorokan ,
pilek , dan demam yang biasanya akan membaik dalam 5-7 hari. Lebih
dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu biasa, yang rhinoviruses
adalah yang paling umum. Gejala khas adalah batuk , pilek , hidung
tersumbat dan sakit tenggorokan , kadang disertai sakit otot , kelelahan
, sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan . Sakit tenggorokan hadir
dalam sekitar 40% kasus dan batuk pada sekitar 50%, ementara sakit otot
terjadi pada sebagian besar penderita. Pada orang dewasa dan anak
tertentu, biasanya tidak disertai demam haynya terasa meriang atau sumer
Bila dikur suhu normal. Tetapi orang dan anak lainya sdengan daya tahan
tubuh rendah bisa terjadi demam tinggi. Batuk biasanya ringan
dibandingkan dengan yang menyertai influenza. Batuk dan demam
menunjukkan kemungkinan lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa,
ada banyak kesamaan antara dua kondisi. Sejumlah virus yang menyebabkan
flu biasa juga dapat mengakibatkan dalam infeksi tanpa gejala . Warna
dahak atau sekresi hidung dapat bervariasi mulai dari jernih, kuning ke
hijau dan tidak dapat mempresentasikan atau memprediksi penyebab virus
tertentu
Influenza
Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae
(virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling
umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri
otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara
umum.
Walaupun sering tertukar dengan penyakit mirip influenza lainnya,
terutama selesma, influenza merupakan penyakit yang lebih berat
dibandingkan dengan selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Influenza
dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anak-anak,namun
gejala tersebut lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis,
yang sama sekali tidak berhubungan, yang juga kadangkala secara tidak
tepat disebut sebagai “flu perut.”Flu kadangkala dapat menimbulkan
pneumonia viral secara langsung maupun menimbulkan pneumonia bakterial
sekunder.
Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol
yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak
langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan
permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara
(airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun
jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas
betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari,
disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko
infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun
Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang
menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,bahkan
sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik. Rata-rata 41.400 orang
meninggal tiap tahunnya di Amerika Serikat dalam kurun waktu antara
tahun 1979 sampai 2001 karena influenza. Pada tahun 2010 Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat mengubah cara
mereka melaporkan perkiraan kematian karena influenza dalam 30 tahun.
Saat ini mereka melaporkan bahwa terdapat kisaran angka kematian mulai
dari 3.300 sampai 49.000 kematian per tahunnya.
Tiga pandemi influenza terjadi pada abad keduapuluh dan telah
menewaskan puluhan juta orang. Tiap pandemi tersebut disebabkan oleh
munculnya galur baru virus ini pada manusia. Seringkali, galur baru ini
muncul saat virus flu yang sudah ada menyebar pada manusia dari spesies
binatang yang lain, atau saat galur virus influenza manusia yang telah
ada mengambil gen baru dari virus yang biasanya menginfeksi unggas atau
babi. Galur unggas yang disebut H5N1 telah menimbulkan kekhawatiran
munculnya pandemi influenza baru, setelah kemunculannya di Asia pada
tahun 1990-an, namun virus tersebut belum berevolusi menjadi bentuk yang
menyebar dengan mudah dari manusia-ke-manusia.Pada April 2009 sebuah
galur virus flu baru berevolusi yang mengandung campuran gen dari flu
manusia, babi, dan unggas, yang pada awalnya disebut “flu babi” dan juga
dikenal sebagai influenza A/H1N1, yang muncul di Meksiko, Amerika
Serikat, dan beberapa negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
secara resmi mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009
(lihat pandemi flu 2009). Deklarasi WHO mengenai pandemi tingkat 6
merupakan indikasi penyebaran virus, bukan berat-ringannya penyakit,
galur ini sebetulnya memiliki tingkat mortalitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan wabah virus flu biasa.
Vaksinasi terhadap influenza biasanya tersedia bagi orang-orang di
negara berkembang. Ternak unggas sering divaksinasi untuk mencegah
musnahnya seluruh ternak.Vaksin pada manusia yang paling sering
digunakan adalah vaksin influenza trivalen (trivalent influenza vaccine
[TIV]) yang mengandung antigen yang telah dimurnikan dan diinaktivasi
terhadap tiga galur virus. Biasanya, vaksin jenis ini mengandung
material dari dua galur virus influenza subtipe A dan satu galur
influenza subtipe B. TIV tidak memiliki risiko menularkan
penyakit, dan memiliki reaktivitas yang sangat rendah. Vaksin yang
diformulasikan untuk satu tahun mungkin menjadi tidak efektif untuk
tahun berikutnya, karena virus influenza berevolusi dengan cepat, dan
galur baru akan segera benggantikan galur yang lama. Obat-obatan
antivirus dapat dipergunakan untuk mengobati influenza, neuraminidase inhibitor (seperti Tamiflu atau Relenza). yang terutama efektif.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit flu ini. pada umumnya
sebagian besar disebabkan karena virus, sedangkan sebagian kecil lainnya
disebabkan karena bakteri. Sebenarnya sebagian besar kasus tidak
memerlukan pemberian antibiotika. Tetapi faktanya sering terjadi
overdiagnosis dan overtreatment, justru sebagian dokter memberi
antibiotika tetes mata atau bahkan antibiotika minum. Seperti pada virus
flu lainnya justru sebagian dokter tidak mau berspekulasi meski
penyebab yang paling sering virus tetapi selalu saja diberikan
antibiotika.
Uniknya lagi seringkali orangtua memberi obat antibiotika untuk
sendiri atau minum antibiotika pemberian dokter saat dirinya demam,
batuk, dan pilek. Tetapi saat anaknya sakit yang sama karena tertular
saat diberi dokter antibiotika tidak diminum. Padahal penyakitnya sama,
anaknya sembuh tanpa antibiotika tetapi dirinya sembuh dianggap karena
pemberian antibiotika padahal kasusnya sama dan justru daya tahan tubuh
anak lebih rendah daopat sembuh tanpa antibiotika. Pada umumnya infeksi
sembuh sendiri tanpa pemberian obat khsus dalam waktu beberapa hari
Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Pernapasan Atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupakan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri |
Penyakit infeksi virus ini bisa ditularkan melalui udara lewat batuk
atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus.
Infeksi pada Pin Eye ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan
yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne
aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur
penularan mana yang paling berperan belum jelas betul. Virus influenza
dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen.
Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat
diinaktivasi dengan sabun.
INFEKSI YANG TERJADI PADA ANAK SEBAGIAN BESAR DISEBABKAN KARENA INFEKSI VIRUS DENGAN CIRI-CIRI
|
GEJALA DBD YANG HARUS DIWASPADAI
Infeksi virus flu dan sejenisnya pada awalnya sulit dibedakan
dan menyerupai penyakit DBD. Maka kenali tanda dan gejala DBD yang
harus diwaspadai
- Saat hari ke III-V : tidur terus menerus sepanjang hari, tidak mau main di bawah, atau hanya mau digendong meskipun demam sudah turun,
- Kaki dan tangan teraba dingin (anyep) disertai rewel gelisah berlebihan
- Timbul perdarahan : muntah darah, mimisan, berak hitam (darah)
- Bila terjadi gejala tersebut harus segera periksa laboratorium : periksa DARAH LENGKAP (bila setelah hari ke 3 demam di bawah 38,5, tidak perlu cek Widal/Tifus) Waspadai overdiagnosis tifus, sering false positif padahal bukan tifus. Curiga tifus bila hari ke 3-5 demam semakin tinggi di atas 38,5 C sumber
+ komentar + 1 komentar
ditandai, dengan sakit tenggorokan , radang ya????????
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung, Suka postingan ini?Tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih! :)