"Saya menengarai, adanya gambar artis film dewasa itu ada unsur kesengajaan dengan menyusupkan gambar tersebut. Aparat diminta mengusut dan menangkap pelakunya," kata Eko, Jumat 21 September 2012.
Sebagai tempat daerah pemilihannya, Eko mengaku geram gambar Miyabi itu disisipkan di LKS Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Mojokerto.
"Saya malu dengan kejadian tersebut, karena Mojokerto merupakan daerah pemilihan saya. Lagipula, daerah Mojokerto sangat kental dengan agamanya. Mojokerto terkenal dengan daerah santri. Kok bisa-bisanya ada gambar di LKS siswa," kata Eko.
Atas kejadian ini, Eko meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membentuk lembaga pengawas sekolah. Lembaga itu, menurut Eko, dapat digunakan untuk fungsi pengawasan terhadap buku-buku yang akan digunakan oleh siswa.
"Sekali lagi Kemendikbud kecolongan. Belum lama ini ada pula hal yang serupa 'Bang Maman dari Kali Pasir' di Jakarta. Harus ada lembaga pengawas sekolah, pengawasan terhadap buku-buku pelajaran. Saya sendiri akan datang ke Mojokerto mencari tahu apa yang terjadi," kata dia.
Sementara itu, Dedi Gumilar alias Miing mengatakan, beredarnya foto Miyabi itu karena adanya otonomi daerah. "Salah satu penyebab adanya gambar tersebut adalah otonomi daerah. Semua diotonomikan. Akibatnya, pendidikan pun kena imbasnya," kata dia.
Seharusnya, Miing melanjutkan, buku-buku untuk siswa di sekolah-sekolah mendapat persetujuan dari Kemendikbud.
"Buku-buku maupun kurikulum di sekolah harus lolos dan mendapat persetujuan dari Kemendikbud. Kejadian ini karena tak ada kontrol sama sekali," kata anggota Komisi X DPR ini.
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung, Suka postingan ini?Tinggalkan komentar di bawah ini, terima kasih! :)